Kemenag dan Baznas Peduli Garut
Menyikapi bencana banjir di Garut Jawa Barat 20 September 2016 lalu, Baznas
kerja sama dengan Kementerian Agama Kota Yogyakarta menyelenggarakan tiga
program utama, yaitu: Pertama, penggalangan dana peduli banjir. Kedua,
pemberian bantuan perbaikan tempat ibadah masjid/musholla. Ketiga,
pelatihan pendampingan korban banjir bagi Penyuluh Agama Islam Kabupaten Garut.
Program
penggalangan dana, utamanya ditujukan kepada masjid/musholla di di kota
Yogyakarta, serta keluarga besar di setiap satuan kerja Kementerian Agama Kota
Yogyakarta. Program penggalangan dana, ternyata mendapat sambutan positif dari
berbagai kalangan, khususnya takmir masjid di Kota Yogyakarta. Sementara ini,
peroleh atau hasil penggalangan dana per-13 Oktober
2016, telah telah mencapai Rp 122.357.700, dengan rincian sebagai berikut:
Materi pelatihan meliputi: orientasi pendampingan korban banjir, identifikasi peta terdampak bencana banjir di
Garut 2016 dan manajemen pendampingan korban banjir. Manajemen pendampingan terdiri dari: dampak
sosial-psikologis korban bencana, dentifikasi
kebutuhan korban bencana, menentukan
kegiatan dan langkah-langkah teknis
pendampingan.
NAMA
|
JUMLAH
|
Kemenag Kota
|
16.407.500
|
139 masjid
|
99.960.200
|
Sekolah
|
6.000.000
|
JUMLAH TOTAL
|
122.357.700
|
Sumber: Baznas Kota Yogyakarta
Hasil
penggalangan dana, nantinya sebagian akan digunakan untuk melaksanakan program
bantuan fisik dan non-fisik. Untuk melaksakan program tersebut, maka Baznas dan
Kemenag Kota Yogyakarta telah menerjunkan Tim untuk komunikasi dengan pejabat
atau pimpinan Kemenag Kabupaten Garut serta kunjungan ke lokasi bencana yang
telah dilaksanakan pada hari Kamis, 29 September 2016.
Tim Baznas
yang dikomandani Bapak Misbahrudin telah melakukan kunjungan langsung ke Garut
dan diterima oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Garut untuk
mendapatkan informasi atau gambaran yang komprehensif mengenai dampak dari
bencana banjir, baik terkait dengan fasilitas umum, khususnya masjid/musholla maupun
warga masyarakat yang menjadi korban.
Setelah
dilakukan konfirmasi, verifikasi dan analisis kebutuhan serta permasalahan di
lapangan, maka program bantuan fisik dan non-fisik segera dilaksanakan. Tahap
pertama, dikirimkan dua orang relawan dari Baznas untuk melakukan penanganan
program bantuan fisik yang difokuskan pada perbaikan masjid/musholla yang rusak
akibat banjir. Bersamaan dengan itu, diterjunkan satu orang dari Kementerian
Agama Kota Yogyakarta untuk menjadi nara sumber dalam Pelatihan
Pendampingan korban banjir bagi Penyuluh
Agam Islam Kabupaten Garut.
Berbeda dengan
bencana gunung Kelud di Kediri tahun 2014, waktu itu, Baznas dan Kemenag Kota
Yogayakarta mengirimkan 20 orang relawan untuk program Bersih-bersih dan
Benar-benah masjid (BBM) selama 10 hari. Untuk bencana banjir di Garut itu,
tenaga relawan untuk program fisik, diambilkan dari masyarakat setempat. Ini
dalam rangka memberikan kesempatan pendapatan dan pekerjaan bagi warga
setempat.
Kemudian untuk
program non fisik, yaitu pelatihan pendampingan korban banjir, diperuntukkan
khusus bagi para Penyuluh Agama Islam Kabupaten Garut. Diketahui bahwa, akibat
dari banjir bandang ini, ada tiga tempat
yangmenjadi pusat pengungsian warga yang rumahnya hilang terbawa arus banjir
atau rusah berat dan tidak mungkinlagi dihuni dalam waktu dekat. Seperti di
Islamic Center Garut terdapat 300 an jiwa yang mengungsi dan dipekirakan dalam
jangka waktu agak lama, bisa tiga atau enam bulanan ke depan mereka belum bisa
kembali ke rumahnya.
Karena itu,
ini diperlukan pendampingan bagi para pengungsi. Sesuai dengan tugas Penyuluh
Agama, maka fokus pendampingannya adalah masalah mental dan spiritual.
Pendampingan masalah ini tentu tidak semudah melaksakan program fisik. Karena
efektifitas proses pendampingan korban
bencana (banjir) itu dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal. Faktor internal itu menyangkut SDM relawan yang memiliki keahlian (skill)
spesifik berkomunikasi dengan orang yang sedang mengadapi masalah. Termasuk
dalam hal ini adalah pengalaman atau jam terbang sebagai pendimping sangat
mentukan kemampuan personal dalam mengelola proses pendampingan.
Sedangkan
faktor eksternal menyangkut berbagai persoalan yang dihadapi oleh korban
(pengungsi), tempat pengungsian, sarana logistik, dan sebagainya. Itu semua
harus dipertimbangkan dalam melaksanakan proses pendampingan.
Pelatihan Pendampingan
Pelatihan pendampingan korban
banjir dilaksanakan pada hari Selasa, 4
Oktober 2016 bertempat di aula Kemenag Kabupaten Garut. Peserta sebanyak 35
orang Penyuluh Agama Islam Kabupaten Garut.
|
Nara sumber terdiri dari BPBD kabupaten Garut
menyampaikan materi identifikasi peta bencana banjir dan nara sumber kedua M.
Mahlani, Penyuluh Agama Islam Kota Yogyakarta. Kegiatan pelatihan ini semuanya
fifasilitasi oleh Baznas Kota Yogyakarta.
Bantuan Fisik
Bantuan fisik
untuk korban banjid di Garut difokuskan pada perbaikan masjid/mushola yang
rusak akibat banjir. Data masjid yang
dilakukan perbaikan sampai hari Kamis 13 Oktober 2016 sebanyak 14 unit, yaitu:
1.
Masjid Al Fatah – Sukakarya
2.
Masjid Al Hidayah – Kampung Cikamiri
3.
Masjid dan Madrasah Ath Thohirin – Tarogong Kidul
4.
Masjid Nurul Hidayah – Karang pawitan
5.
Masjid Al Maksum – Cijambe
6.
Masjid Al Aziz – Mekarsih
7.
Masjid Al Ikhlas – Babakan Baru
8.
Masjid Miftahu Sudur/Panti Wreda – Jl. Pembangunan
9.
Masjid Istiqamah – Asrama Taruna Negara Tarogong Kidul
10.
Masjid Syarif Ali – kampug Cipicung
11.
Masjid At Tarbiyah – Tarogong Kidul
12.
Masjid Al khlas & Madrasah – Tarogong Kidul
13.
Masjid Jami Al Husain – Pasirwangi
14.
Musholla Al Wira – Pasirwangi
Kepala
Kankemenag Kabupaten Garut, Drs. H. Usep
Saepudin Muhtar, M.Si, menyatakan sangat berterima kasih dan memberikan apresiasi yang tinggi atas bantuan dari Baznas
dan Kemenag Kota Yogyakarta yang menginisiasi kegiatan yang belum dilakukan
oleh lembaga-lembaga lain. Sementara ini, bantuan berupa logistik apalagi
pakaian telah lebih dari cukup bahkan overload. Bantuan pakaian sudah melebihi
kebutuhan bahkan justru menjadi pekerjaan tersendiri karena terlalu banyak.
0 komentar:
Posting Komentar